Kulon Progo Ekspo 2013 Resmi Dibuka Wakil Bupati Jum`at, 27/09/2013 16:16 WIB – Oleh : mc

Berbeda dengan tahun-tahun lalu, Manunggal Fair tahun ini diberi nama Kulon Progo Expo untuk menyesuaikan dengan kemajuan zaman. Sebagaimana Manuggal Fair yang tiap tahun diselenggarakan oleh Pemda Kulon Progo, Kulon Progo Expo 2013 (KE 2013) ini menampilkan informasi keberhasilan pembangunan daerah dan berbagai potensi masyarakat Kulon Progo. Namun untuk tahun ini penyelenggaraan eksibisi ini diserahkan kepada Perumda Aneka Usaha. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan dan lebih memberdayakan Perumda Aneka Usaha dalam memberi pelayanan kepada masyarakat.
Kegiatan KE 2013 bertema “Prestasi Kulon Progo Untuk Indonesia”, dengan peserta dari Dinas/instansi Pemkab Kulon Progo, Ormas, perusahaan swasta, seniman dan sponsor. Sebagaimana tahun lalu, KE 2013 diselenggarakan sekitar di Alun-Alun Wates dari tanggal 27 September hingga 6 Oktober 2013.
Menurut Rudy Widiatmoko, S.Sos, Ketua Penyelenggara Kulon Progo Expo (Manunggal Fair 2013), panitia telah menyediakan 257 stand yang terdiri dari 24 stand Kelas Utama, 138 stand Kelas Bisnis, 38 stand Kelas Ekonomi dan 57 stand SKPD. Di depan tamu undangan, Rudy mengajak untuk mendukung Semangat Gerakan Gotong Royong Rakyat Bersatu atau biasanya disebut Gentong Rembes.
Kulon Progo Ekspo 2013 dibuka oleh Wakil Bupati Kulon Progo yang ditandai dengan pemukulan gong di depan pintu masuk sebelah selatan, depan Kantor Pemkab Kulon Progo, Jumat (27/9). Usai pembukaan, tamu undangan yang terdiri dari Forkopimda, SKPD, pimpinan BUMD dan masyarakat umum diberikan sajian kesenian tari berjudul ‘Manggala’, yang menggambarkan ksatria pembela rakyat kecil hingga bisa hidup sejahtera dengan Gerakan Bela dan Beli Kulon Progo.
Sutedjo berharap event ini tetap dapat dijadikan media edukasi, informasi, promosi, transaksi, dan interaksi, serta sebagai media hiburan yang murah dan meriah, sehingga masyarakat tetap dapat mengunjungi dan menikmati event ini secara nyaman, aman, tertib serta merasa terhibur.
“Tema yang diangkat pada event kali ini yakni : “Prestasi Kulon Progo untuk Indonesia”, serta dengan menggelorakan semangat Gerakan Gotong Royong Rakyat Bersatu (Gentong Rembes), agar dapat menjadi daya ungkit bagi masyarakat yang telah merasa mampu dapat memberikan kepeduliannya dengan membantu masyarakat yang masih membutuhkan, sehingga pencapaian kesejahteraan dan percepatan pengentasan kemiskinan di Kabupaten Kulon Progo dapat direalisasikan secepatnya,” kata Wabup.
Kepada PD Aneka Usaha, Wabup mengucapkan selamat karena telah menyelenggarakan Kulon Progo Ekspo dalam rangka Manunggal Fair, juga kepada para peserta yang telah berpartisipasi. Wabup mengajak untuk mensukseskan  event ini sebagai media peningkatan wawasan, pengetahuan, sekaligus sebagai media upaya peningkatan kesejahteraan. Diharapkan event ini membawa manfaat yang lebih besar bagi masyarakat dan Pemerintah Daerah Kabupaten Kulon Progo. Kepada Perusahaan Daerah Aneka Usaha Wabup meminta agar bisa mengembangkan usaha bukan hanya pada bidang-bidang yang selama ini dikelola, namun juga dapat membuka bidang lain yang masih memiliki peluang besar dalam bidang ekonomi, sehingga kedepan mampu berpartisipasi lebih besar dalam membantu Pemerintah Daerah Kabupaten Kulon Progo dalam mengatasi pengangguran, kemiskinan, dan permasalahan yang lainnya untuk mewujudkan Kulon Progo the Jewel of Jawa.***20130927041626@8

sumber: http://www.kulonprogokab.go.id

Bupati Kulon Progo dan KaBPPM monitoring PNPM-MPd

Bupati Kulon Progo dr. Hasto Wardoyo, SpOG(K) bersama Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat (BPPM) pada hari Senin tanggal 6 Februari lalu mengadakan monitoring bersama PNPM Mandiri Perdesaan di Kec Nanggulan. Kunjungan diawali di Desa Tanjungharjo di rumah Bapak Samijo, seorang pengrajin tas berbahan dasar tali dari pohon pandan. Di tempat ini Bupati dan KaBPPM menyerahkan hadiah dan piagam dari Menteri Dalam Negeri kepada Bapak Samijo karena yang bersangkutan saat lomba Teknologi Tepat Guna (TTG) nasional tahun 2011. Penemuannya berupa mesin pemintal tali pandan berhasil menang sebagai juara Harapan I.

 Kunjungan dilanjutkan ke sekolah PAUD masih di desa Tanjungharjo yang dibangun PNPM-MPd tahun 2010 lalu. Di sekolah ini Bupati dan KaBPPM berdialog dengan para guru dan orangtua murid yang merasa cukup senang karena telah dibangunkan sekolah oleh PNPM-MPd. Setelah kunjungan ke sekolah PAUD, Bupati kemudian kembali ke Wates dan monitoring dilanjutkan oleh KaBPPM bersama Satker Prov, Korprov, Satker Kabupaten, FasKab dan Camat Nanggulan ke kelompok pembuat tenun stagen (jawa : kain yang dililitkan di perut perempuan) di Dusun Demen Desa Wijimulyo. Kelompok ini meminjam di UPK “Nanggulan Sejahtera” sejak 2008 dan beranggotakan ibu-ibu sekitar Dusun Demen. Kerajinan tenun stagen termasuk langka karena yang biasanya memakai stagen adalah perempuan tua, saat ini sudah jarang perempuan muda dan modern yang masih memakainya. Kerajinan tenun dibuat dengan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM).

 Kunjungan selanjutnya ke kantor UPK yang sudah menempati gedung sendiri berlantai 2 sejak tahun 2008. Di kantor ini KaBPPM berdialog dengan BKAD, UPK dan FK mengenai perkembangan pengelolaan dana bergulir di Kec Nanggulan serta kendala yang dihadapi. Ketua BKAD Bpk. Surat, SE menjelaskan bahwa asset dana bergulir UPK “Nanggulan Sejahtera” saat ini sudah lebih dari 3,6 Milyard dan tahun 2011 ini mendapatkan surplus Rp. 633.514.344,-. Beberapa kegiatan pemberdayaan ekonomi yang telah dilakukan antara lain pelatihan manajemen warung bagi lebih dari 120 warung kecil di Kec Nanggulan, pemberian hibah kambing bagi warga miskin, dll. Kunjungan terakhir di Desa Banjararum Kec Kalibawang melihat pekerjaan jalan rabat beton dan talud tahun 2011.

(Penulis: Idee Sasongko – Korprov PNPM DIY)

PEDOMAN MENULIS

Pedoman Menulis

Good Practices

Menulis merupakan bentuk lain dari cara bercerita atau menyampaikan informasi/ ide, gagasan/ peristiwa kepada pihak lain, yang sumber informasinya bisa berasal dari peristiwa atau kejadian yang dialami sendiri, mendengar langsung, disaksikan sendiri, atau diceritakan oleh orang lain. Dengan demikian menulis cerita itu merupakan suatu cara penyampaian informasi secara tidak langsung melalui perantaraan kertas dan pena. Oleh sebab itu, bercerita melalui sebuah tulisan biasanya menggunakan kalimat tidak langsung. Sedangkan kalimat langsungnya, hanya digunakan sebagai “kutipan” untuk mempertegas apa yang ingin disampaikan oleh si penulis atau si pembicara yang dimintai pendapat oleh penulis (narasumber).

Apa yang harus diperhatikan dalam menulis termasuk menulis Good Practices?

1.       Rumus Menulis = 5 W + 1 H

Tulisan yang layak dibaca dan memiliki nilai berita yang tinggi adalah tulisan yang memenuhi unsur 5 W + 1 H. Jadi, apapun informasi atau cerita yang akan disampaikan, harus memenuhi unsur-unsur itu. Dengan memenuhi 5 w + 1 H, maka pertanyaan-pertanyaan yang muncul tentang sebuah informasi atau cerita akan terjawab dengan jelas. Sehingga informasi atau cerita itu dapat dipercaya dan layak untuk dicerna.

5 W + 1H terdiri dari :

  • WHAT    : apa yang terjadi, apa yang penting dan menarik, apa    yang dilakukannya, apa yang dikatakannya, dll
  • WHERE  : dimana hal itu terjadi/ dilakukan
  • WHEN    : kapan hal itu terjadi/ dilakukan
  • WHO     : siapa dia, siapa yang melakukannya, siapa korbannya, siapa saja yang terlibat, apa hubungan mereka, bagaimana jati dirinya, dll
  • WHY      : kenapa hal itu terjadi/ dilakukan, apa  alasannya, dll
  • HOW      : bagaimana hal itu terjadi/ dilakukan, seperti  apa prosesnya, bagaimana dampaknya, dl

Contoh:

UPK  berhasil menyelesaikan tunggakan.

Who                         What

Kalimat diatas sangat tidak memadai untuk sebuah tulisan. Kenapa? Karena hanya memuat dua kunci rumus, yakni what dan who. Orang yang membaca tentu akan bertanya-tanya: dimana ibu itu menangkap maling, bagaimana caranya, siapakah gerangan ibu itu, lalu kapan peristiwa itu terjadi, dan lain-lain.

Bandingkan dengan yang ini:

Pengurus UPK Kecamatan A   berhasil memfasilitasi penyelesaian tunggakan kelompok Mawar.     Who                                        What

Dengan menggunakan pendekatan personal, akhirnya anggota kelompok yang menunggak mau melunasinya.                                             How

Pelunasan tunggakan dilakukan di kantor UPK Kecamatan A oleh ketua kelompok  

                                                                             Where    

Senin (1/3) lalu.

       When

2.       Tentukan Satu Tema Khusus/ Spesifik

Tulisan yang baik adalah tulisan yang hanya mengulas atau menceritakan satu tema yang jelas, fokus dan tidak melebar kemana-mana. Misalkan, bila konsultan/fasilitator ingin menuliskan tentang swadaya, maka sebaiknya mengulas dan membahas segala sesuatu tentang swadaya saja. Tetapi, sebetulnya, tema swadaya sendiri terlalu lebar. Oleh sebab itu, akan lebih mudah bila konsultan/fasilitator menentukan tema khusus yang jelas dan lebih spesifik. Misalnya, membahas tentang fenomena tingginya angka swadaya masyarakat di sebuah desa saja, lengkap dengan 5 W + 1H –nya.

3.       Lengkapi Bahan dan Data

Baik tidaknya sebuah tulisan, sangat ditentukan dengan bahan dan data yang disajikan. Selain harus lengkap, bahan dan data yang disajikan juga harus akurat. Oleh sebab itu, sedapat mungkin, bahan dan data yang disajikan harus diperoleh dari sumber terpercaya atau pihak pertama. Kalaupun mendapat informasi dari pihak lain, maka sebaiknya dicek ulang dengan pihak pertama.

Bahan dan data yang dimaksud, bukan hanya bahan dan data berupa angka, tetapi juga “kutipan” atau penjelasan penting dari pihak-pihak yang dianggap menjadi juru kunci (tokoh) dalam informasi atau cerita yang akan disampaikan. Bila konsultan akan membuat tulisan, maka hendaknya melengkapi bahan dan data dengan optimal. Salah satu cara mudah untuk menggali bahan dan data agar menjadi lengkap adalah dengan memanfaatkan rumus 5 W + 1H.

4.       Rangkaikan Bahan dan Data

Untuk menghindari kesulitan dalam menentukan kapan atau dari mana memulai sebuah tulisan, maka langkah awal yang perlu dilakukan yaitu; menentukan satu tema utama dan melengkapinya dengan bahan dan data  (5 W + 1H). Dengan cara itu maka kesulitan dalam memulai sebuah tulisan akan terhindarkan, karena pada saat menggali dan mengumpulkan bahan dan data, biasanya akan tercetus atau terbayang tema khusus dan spesifik yang akan disampaikan, sekaligus menjadi awal pembuka tulisan yang akan dibuat.

 

Nilai Jual Tulisan:

 

  • Menampilkan isu penting / menarik / paling hangat
  • Memiliki kedekatan dengan pembacanya
  • Sudut pandang yang menarik/ khas/ unik/ lain dari yang lain
    • Manusia menggigit anjing –lebih menarik dibanding– Ajing menggigit manusia
  • Memiliki satu tema khusus/ spesifik
  • Gaya bertutur lugas :
    • Tidak bertele-tele/ didramatisir
    • Menggunakan kalimat singkat padat
    • Memiliki alur cerita yang teratur

 

 5.       Baca Kembali dan Edit

Setelah merangkaikan bahan dan data yang dimiliki sesuai dengan tema khusus yang akan disampaikan, sebaiknya rangkaian kata dan kalimat yang dibuat dibaca kembali. Apakah alur ceritanya sudah teratur, apakah gaya bahasanya sudah baik, atau apakah ada informasi yang tertinggal atau justru berlebih?

6.       Memberi Judul

Setelah puas dengan hasil rangkaian bahan dan data, serta alur cerita dan gaya bahasa yang dipakai sesuai dengan tema tulisan yang diusung, silakan diberi judul!

Apabila kualitas tulisan secara keseluruhan dianggap masih dibawah standar, maka pengeditan akan dilakukan oleh Unit IEC di KM – Nasional di Jakarta.